Minggu, 10 April 2011

Menulis is art of LIVING!


10 April 2011


   Sebelum saya menulis post tentang ini, ijinkanlah saya mendeklarasikan sesuatu; SAYA SANGAT SUKA MENULIS! 

   Pertanyaannya, terus kenapa? Yap. Bagi sebagian orang tentu ini merupakan pernyataan yang biasa biasa saja atau malah nggak penting. Tapi buat saya, ni penting banget. Menulis bagi saya ga ubahnya seperti pelukis yang mengekspresikan kondisi atau jeritan atau apalah, di sudut hati terdalamnya menjadi sebuah ekspresi nyata (cielah,bahasanyaaa^^). Menulis juga artinya,memaksa otak saya yang jarang dipakai ini, berkutat dengan padanan kata dan koleksi kalimat, yang menuntut untuk dipadankan secara dinamis dan tidak bertele tele, sehingga maksud saya tersampaikan oleh si pembaca post ini (dan saya terus berdoa, semoga ini kesampaian adanya, jadi anda anda yang kini membaca tidak ada efek samping semisal muntah, turun berok, dsb; setelah membaca post ini).

   Sebenarnya, sejarah tulis menulis saya kalo dirunut, berarti kita bicara soal saya yang saat itu duduk di bangku smp (dan saya sedang imut2nya saat itu.percayalah!). Saya yang saat itu lebih senang menggambar , mendengarkan lagu dan bermain gim, mulai merasa bahwa media saya berekspresi masih kurang. Saya butuh media yang dapat member saya ruang lebih untuk bereksplorasi dan membuat saya puas! Ohyeaah! (wait. It sounds like JAV now.) Saat itu, sebenarnya saya sudah menulis sejak di bangku sd, meskipun tidak bias dikategorikan menulis karena saya menulis di dalam balon balon percakapan ala komik, sekaligus membuat komiknya bersama adik saya (kalo diinget2, rasanya pengen baca komik2 hasil karya kami dulu, tapi keinginan itu pupus. Bukan karena tu buku2 ilang, tapi udah diiket jadi satu, terus di kiloin sama ibu. Saya ingat betul saat itu XD).

   Singkat cerita, saya yang gundah gulana saat itu (halah), iseng2 mulai menulis cerpen di sela2 sisa buku pelajaran. Waktu itu inget banget, Di sela jam istirahat, temen2 udah pada kabur nggak tau kemana,saya yang hanya bisa terkulai di atas bangku, nggak bisa jajan, duit nggak ada; iseng2 nulis cerita tentang anime yokoso yoko yang lagi tayang di statsiun berlogo ikan terbang di awal2 tayangannya itu. Waktu itu dengan berandai2 kalau saya jadi tokoh pendamping cowok si Saki (terus terang, saya lebih ngefans sama Saki, temennya Yoko, dibanding tokoh utamanya itu. hehe), yang ceritanya muncul untuk melindungi Saki yang manis dan terkesan lemah itu. Dan tanpa sadar, saya jadi terhanyut2 dibuatnya! Malah sampai nggak sadar pula, saya menulis sambil bersiul siul lagu soundtrack aniem tersebut,hehehe.
   
   Sejak saat itu, menulis menjadi media alternatif bagi saya untuk berekspresi. Walaupun, saya bukan penulis yang aktif, namun saat saya ingin menulis, saya akan menulis, apapun itu medianya.(bahkan saya pernah menulis kisah saya sebagai Indiana jones, mengarungi dunia penuh petualangan, yang nggak lain adalah pengalaman saya waktu maen sama keluarga di dunia fantasi ancol! Dan lebih hebat lagi, saya nggak lupa bersiul2 theme song Indiana jonesnya segala).

   Suatu hari, sebelum nonton film Harry Potter and the prisoner of Azkaban bersama adek dan temennya (swear. Saya harus ngaku kalau itu satu2nya film Harry Potter dimana saya nggak tertidur di tengah film. Thanks to Lupin and Sirius black, They’re cool!), saya berjalan2 di sebuah mall terkenal di Smg, sendirian. Disana, saya ke took buku, niatnya pengen nyari komik. Oke,komikpun didapat,.saat mau pulang, tiba2 mata saya tertumbuk ke arah notes2 yang berjejer cantik, yang entah kenapa serasa memanggil2 saya untuk meilhat2 kesana. Ah. Saya tergoda. Hasil akhirnya adalah saya ke konter kasir dengan membawa sebuah komik dan buku notes tebal namun berukuran kecil berwarna coklat. Buku kecil inilah, yang selama kuliah (sebenernya,nggak selama kuliah ding. Saat skripsi nggak sempet nulis yang lain selain nulis berpuluh2 literatur dan intisarinya –damn), menjadi media saya berekspresi dengan menulis, menempel, mencatut, dsb ke dalam buku itu. Saya tidak menyebutnya buku harian seperti sebagian orang menyebutnya. Saya lebih senang menyebutnya sebagai jurnal. Kalo boleh jujur, sedikit terinspirasi oleh jurnalnya Sean connery saat berperan sebagai bapaknya si Indiana jones, (saya lupa judulnya, maaf^^).

   Dari situlah semua serasa bermula. Saya mulai gemar menulis cerpen, script film indie, de es be,,dan waktu semalam saya melihat2 lagi tumpukan koleksi buku di rak meja kerja, saya menemukan jurnal itu, tertumpuk diantara buku2 yang lama nggak dibaca2 lagi. Dari situ, timbul sedikit rasa romantisme (atau unyuisme?^^) dan timbul niat rindu menulis lagi. Sebenarnya, ada juga unsur yang “memaksa“ saya untuk kembali menulis,tapi baiklah, akan saya tulis lain kali. Karena saya yakin sekarang anda mungkin sedang merasa bosan setengah mati akibat membaca post ini, dank arena itu mulai memegang2 leher anda yang terasa pegal saking bosannya... Sekarang, ijinkan saya untuk berhenti menulis dan beristirarahat. Leher saya sudah pegal sejak mulai nulis tadi. Ughh,..


Minggu, 05 Desember 2010

THE CULTURE OF FIGHTING : the Draft

05 Desember 2010   10:15 wib

Hulaa,,
Cukup lama aku nggak nulis disini. Yaah, kalo mau dirunut si,banyak faktor kayak jaringan yang nggak ada, dsb. Tapi bukan dengan nggak ada ide.

Lama sebelum aku nulis lagi disini,aku emang udah pengen ngangkat tulisan tentang ini. Tentang budaya atau kultur bertarung.
Bertarung, atau disini kita spesifikkan sebagai naluri bertarung pada dasarnya dimiliki oleh semua orang. Coba saja, orang yang nggak pernah belajar beladiri, begitu dia diserang, dia akan melakukan suatu tindakan untuk menyelamatkan nyawanya. Contoh, begitu ada serangan ke kepala, dia akan melindungi kepalanya tersebut dengan tangan atau lengannya, atau bahkan menghalau tangan/kaki si penyerangnya. maka dari itu, sebenarnya, olahraga yang paling mudah yang bisa dilakukan oleh manusia adalah: beladiri.
manusia memiliki banyak sistem bertarung. Dan sistem ini tercipta,atau tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi adat atau kondisi alam daerah tersebut. Hal ini mengakibatkan banyaknya variasi sistem bertarung seperti taekwondo dari korea yang mementingkan beladiri dengan tendangan tendangan, atau boxing dari barat yang menitikberatkan pada gaya bertarung dengan kedua tangan, atau jiujitsu dari jepang yang memasukkan kurikulum bantingan, kuncian dan submission dari sistem beladirinya.
Luar biasa.
hal ini sebenarnya yang mengakibatkan aku pengen ngangkat tulisan tentang kultur bertarung ini. Jadi, bagi temen2 praktisi beladiri, mudah2an hal ini akan bermanfaat, atau teman2 yang bukan praktisi beladiri namun punya ketertarikan akan beladiri, bisa diskusi sama2 disini.
oke, see you again on the next topic of THE CULTURE OF FIGHTING!
^^b

Selasa, 16 November 2010

The Sins: Sebuah pengakuan,,.


16 November 2010  1 jam menjelang pukul 17.30 wib

         Aku bersandar di tembok rumahku. Di atasku, jendela kubiarkan terbuka. Angin merambat masuk, menyapu semua yang ada di dalam ruangan, termasuk aku. Aku dapat merasakan angin membelai lembut pipiku. Sedangkan angin di sekitar wajahku bergumpal gumpal, menari nari seiring dengan tiap hembusan asap rokokku. Ya. Biasanya, aku jarang ,merokok. Biasanya, aku hanya merokok bila aku sedang menghadapi masalah besar, atau saat saat aku membutuhkan waktu untuk berfikir. Karena saat ini, aku sedang mengalami saat saat itu. Ya. Saat saat dimana aku membutuhkan pemikiran yang mendalam. Karena, kurang dari satu jam dari sekarang,aku akan melakukan suatu dosa. Ya. Dosa.
      Dengan tangan ini, aku akan mengantarkan butiran peluru ke kepala 2 manusia. Ya. Aku akan menembak seseorang sore ini..


      Mungkin lebih tepatnya dua orang,.. Uhh,.. mengingatnya saja, sudah membuat aku bergidik. Tanpa sadar, aku memegangi tubuhku yang menggigil begitu sadar bahwa aku akan menembak 2 manusia hari ini. Mengatasi hal tersebut, aku kembali menyedot rokokku dalam dalam. aku meringkuk, memegangi kedua kakiku dengan tangan kanan, sedangkan rokok aku pegang dengan jari jari tangan kiriku. Tidak terasa, biasanya aku menyedot rokok dengan cepat cepat, namun kini, di setiap tarikannya terasa begitu nikmat.
Aku menutup kedua mataku, sambil terus mengenyahkan berbagai macam bayangan dan kerauguan yang mulai menyerangku. Tidak. AKU TIDAK BOLEH RAGU LAGI. SUDAH CUKUP PERLAKUAN MEREKA KEPADA KELUARGAKU! aku sudah bersabar selama beberapa kali. Dan selama beberapa kali itu pula, aku bersabar. Keluargaku sebenarnya sudah tidak peduli lagi tentang hal itu, tetapi AKU TIDAK! tidak ada yang boleh mengganggu keluargaku lagi! itu berarti berurusan denganku! Sungguh, kalo ingat perlakuan mereka yang begitu mengganggu dan tanpa ampun, mereka memang pantas kutembak hari ini.Walaupun aku belum pernah menembak orang sebelumnya, namun kali ini aku tidak akan mundur lagi. Tidak akan! Lagipula, untuk mempersiapkan hari ini, aku sudah berlatih keras membiasakan diriku untuk menyentuh, mengokang, dan menembak dengan senapan sniperku ini. Ya. Sniper.
     Aku membuka mataku. Perlahan, aku melihat kotak panjang berwarna hijau tentara yang ada di depanku. Perlahan pula,aku beringsut mendekatinya. Kini aku dekat dengannya. Kuhisap habis rokokku, dan memutuskan untuk mengganti dengan rokok yang baru, sebelum aku membuka kotak panjang tersebut. Maka, segera saja kuhabiskan dan membuang puntungnya jauh jauh. Sembari memandanginya, kurogoh saku rompi kevlarku. Dapat. Aku meraih sebungkus rokok dan mengambil sebatang,lalu cepat cepat kuselipkan di bibirku dan semyulutnya dengan api. Segera, asap rokok mengepul dan membumbung tinggi begitu aku berhasil menyalakannya dan menghisapnya dalam dalam. Nah, kini aku sudah cukup tenang. Konsentrasiku kembali kepada kotak panjang tersebut.
     Pelan pelan, aku membukanya,. Bunyi kunci dari besi di kedua sisi kotak tersebut saat aku membukanya terasa seperti godam besi yang menghantam tubuhku. Kedua kunci itu sudah berhasil terbuka. Kini aku bisa membuka dan melihat isinya. Segera, bau minyak pelumas menyeruak begitu aku membuak kotak tersebut. Ah. Cantiknya. Aku memandangi senapan sniper yang terpampang cantik, terbungkus aman dengan banyak busa penampang dibawahnya. Secara terpisah, scope dan alat support lainnya tersimpan rapi pula di dekat badan senapan. Pelan pelan, aku mengangkat badan senapan. Hati hati aku menyentuhnya, sama seperti saat pertama kali aku menyentuh perawan dengan tanganku ini. Kini senapan itu ada di atas pangkuanku. Perlahan, aku membelai senapan tersebut, merasakan setiap esensinya, mencoba memahami mengapa benda yang ada di tanganku ini diciptakan.
Senapan sniper american standart,.Jenis mount sniping MNT-BR005XL, dengan bantuan scope seri SCP-432AOMOTS yang membantuku untuk dapat melihat sasaran tembakku dengan lebih baik, serta bantuan flashlight LT-TL06BPR1 apabila sasaranku berada di tempat yang kurang pencahayaannya. Aku mengelus2 senapan ini. Uhh,, ada perasaan aneh saat aku menyentuhnya. Aku kemudian menimang nimang senapan tersebut, dan melirik ke arah jam tanganku.    Pukul 17.10. Berarti, sebentar lagi waktunya. Waktu untuk mengirimkan peluru ke arah kepala dua orang bajingan pengganggu ketenangan keluargaku. Mengingat hal itu, aku tersenyum sendiri. Badanku menggigil, namun bukan menggigil ketakutan seperti sebelumnya. Aku kini menggigil kesenangan...
     Pelan, aku mulai merakit bagian demi bagian senapan ini. Hmm, aku sungguh tidak salah pilih. Senapan ini memberikan kenyamanan saat kita akan menembak sasaran. Bagaimana tidak, Spare magazine yang akan memudahkan aku mengganti magazine yang kosong dengan cepat. Senapan ini menggunakan desain yang fully adjustable butt stock, sehingga aku dapat merancang sendiri tingkat kenyamanan kokangnya, sesuai dengan yang aku inginkan. Speed loader, sistem yang mempercepat distribusi antar peluru, yang memungkinkan aku melakukan tembakan secara beruntun sekaligus. Lalu, dengan bantuan picatinny mount tactical bipod, membantuku untuk mencari posisi yang enak untuk melakukan tembakan di segala medan tanah. What a sniper rifle! pujiku dalam hati.
     Aku mulai mengisi penuh ke 5 magazine cadangan, dan memasukkannya ke dalam rompiku. aku bermaksud melakukannya habis habisan hari ini. Musuh tidak boleh dibiarkan hidup..Lalu menyeting, dan memasang bagian terpisah dari senapan, sehingga kini di tanganku ada sebuah senapan sniper rifle lengkap. Aku siap untuk melakukannya.
17: 20
     Setelah melihat jam tanganku, yang menandakan waktunya sebentar lagi tiba, aku kembali menyandarkan tubuhku di tembok. Sambil mendekap erat senapanku, aku kembali mengingat ingat alasan, mengapa aku melakukan hal ini. Sudah genap 1 minggu. 1 minggu yang penuh dengan teror dan gangguan! dan mereka melakukannya tanpa ampun! Gigiku bergemeretakkan begitu mengingat apa yang telah mereka lakukan. Lalu, aku melakukan peneltian kecil2an. Ya, aku mengamati tingkah laku mereka. Aku mengamati kegiatan mereka diam2 selama 2 hari terakhir. Kini, aku tahu, kapan mereka berangkat lewat jalan ini, lalu pulang kembali lewat jalan itu, informasi itu ada dikepalaku, dan aku mengingatnya dengan cukup baik. Aku tahu, mereka akan melakukannya lagi pukul 17. 30 ini. Namun kali ini, aku tidak akan membiarkannya, ,,AKU TIDAK AKAN MELEPASKAN MEREKA KALI INI!

17: 29

     Aku kemudian mengambil ancang ancang. Aku siap menembak,..

17:30

     Sesuai dugaanku, melalui scope-ku, aku dapat melihat kedua sasaranku mendekati rumahku. Supaya mudah, mari kita sebut si A dan si B sajalah. Lagipula, apa arti sebuah nama bagi dua bajingan yang sebentar lagi akan merasakan peluru di kepala mereka.Ha! Si A dan B dengan tampang innocentnya, berjalan tertawa seakan tanpa ada beban. Keduanya saling bercanda, pukul2an ala apa yang mereka sebut dengan "bercandanya lelaki sejati". Aku tersenyum sinis. Rasakan peluru sejatiku ini sebentar lagi, sialan! Keduanya menghentikan candanya saat mendekati gerbang rumahku. Aku terdiam, sedikit tegang. Aku tahu, saatnya sudah dekat! Keduanya tampak celingak celinguk, memastikan tidak ada yang akan melihat perbuatan mereka nanti. Setelah yakin, si A nampak memberikan kode kepada B supaya lekas bergegas mengikutinya mendekati gerbang rumahku itu. Keduanya lalu tampak pelan pelan mendekati gerbang rumah, sementara itu, aku mulai melonggarkan bahuku, mencoba untuk rileks dan menjinakkan detak jantung yang makin menghebat ini. Kini keduanya sudah berada persis di depan gerbang. Jariku siap untuk menarik pelatuk.
Si A sudah memastikan bahwa tidak ada yang meilhat mereka, sementara si B turut membantunya melihat keadaan meskipun terkadang si B tampak menahan tawa cekikikannya, sehingga topinya yang dipakai terbalik olehnya terguncang guncang . Sialan!
     Si A kini sudah yakin bahwa ia berkuasa penuh atas keadaan, tubuhnya sedikit menunduk, tangannya menjulang ke atas dengan jari yang teracung ke atas. Pelan pelan tubuhnya meninggi, dibantu dengan tolakan kedua kakinya. Sementara, si B tampak tak mampu menahan tawanya lagi. Aku diam. Pikiranku kini tenang. Posisi tuibuhku rileks. Aneh memang. Di hati penuh dengan dendam dan nafsu membunuh yang membara bagai api, namun kepalaku sedingin es, sehingga aku bisa melihat segalanya dengan jelas. Aku bisa melihat bahwa kini aku dapat membdik kepala si A dengan tepat di tengahnya. Dapat kau. Aku menahan nafas, dan dengan konsentrasi yang luar biasa, jariku pelan bersiap menarik pelatuk. lalu dengan satu gerakan kecil, bahuku sedikit terhuyung ke belakang, akibat dari hentakan senapan yang melontarkan sebuah peluru dengan kecepatan yang luar biasa, langsung mengarah ke kepala si A, tepat saat jari si A akan menyentuh bel rumahku. TIDAK ADA YANG BOLEH BERMAIN MAIN DENGAN BEL RUMAHKU!

     Aku dapat melihat dari scope, si A langsung ambruk mencicipi sebuah peluru plastik bulat, tepat di kepalanya. Aku juga dapat melihat, betapa si B sangat kaget dan bingung. Kini ia celingak celinguk dengan panik, berusaha melihat ke arah mana si penyerang temannya ini berasal. Ha! Aku tidak ambil waktu lagi, aku segera melompati jendela, persisi seperti adegan di film film action, dan segera berlari menyerang ke arah si B.
Si B yang tadinya berusaha memampah si A, nampak terkejut melihat aku yang berlari dengan cepat dan berteriak teriak ala Leonidas di film 300, dengan menenteng senapan sniper di dadaku. Si B lalu meninggalkan begitu saja temannya di tanah, dan mulai melarikan diri. Ha! Jadi itu sifat aslimu,ha? melarikan diri di saat saat terakhir. Bagus sekali. aku nggak akan ragu ragu lagi.
     Daripada mengejar si B, aku berjongkok, dan mengambil sikap. Senapan kembali ku kokang di bahuku yang rileks. Aku mengatur nafas, dan mulai berkonsentrasi melihat si B melalui scope sniperku. Aku membiarkan si B berlari berlari cukup jauh, sebelum si B jatuh terjembab dengan keras saat aku berhasil menyaranngkan peluru plastik bulatku tepat di belakang lutut kirinya. Si B terjatuh kesakitan. aku tambahkan sebuah peluru di bahunya, si B terpelanting sambil berteriak kesakitan. Hmm. Aku dapat mendengar teriakannya dari jauh. aku tersenyum. Lalu, aku kembali menyarangkan peluru peluru itu, tepat di persendian tangan, pergelangan, leher dan beberapa kali di badan si B. Saat saat itu, aku yakin, merupakan saat terburuk bagi si B.
     Saat aku mengosongkan magazine, dan menggantinya dengan magazine yang masih penuh, si B hanya dapat terduduk lemas, menahan sakit. Lalu, pandangan kami bertemu setelah aku selesai mengisi ulang peluruku. Pandangannya penuh dengan rasa harap belas kasihan ke arahku,..pelan2, aku dapat melihat bibirnya berusaha mengucapkan kalimat; "maaf,,..tolong akuu..."sambil berlinang air mata. Tangan kanannya, yang sedikit masih bisa bergerak, pelan diarahkannya padaku, menggapai meminta pertolongan..
Aku terdiam,..
Aku terkesima,..
Berfikir, apakah benar semua yang telah aku lakukan ini,,..
Ah,,..
What the hell,..
MATI SAJA KAU!
     Aku mengokang senapanku kembali. Peluru penuh. Aku siap menembak kembali,.
     Aku melihat raut wajahnya berubah. Tahu apa yang akan ia terima, si B lalu berteriak marah sambil jari tangan kanannya mengarahkan jari tengahnya kepadaku dan berteriak penuh kepasrahan kepadaku; "FUCK YOOOOUUU!! " 
     aku tersenyum,.. mengokang senjata,..menahan nafas,..dan mengarahkan tanda silang di scopeku tepat dikepala si B. Sembari tersenyum, aku membalas ucapannya pelan,..."May the hell be with you...scumbag!!"
Lalu, jariku menarik pelatuk,..
Dan, di detik itu pula, si B roboh. aku rasa aku mengenai tepat di dahinya.
     Suasana jadi sunyi. aku masih mengokang senapan sniper riffleku di atas bypod, lengkap dengan mata masih memicing di scope, saat suasana sunyi itu tiba tiba menyergap. Seakan, waktu berhenti berputar. Aku masih dapat melihat topi si B yang menari nari di udara, perlahan turun ke atas tubuh kaku tuannya.
aku pun terdiam,,..
Dan perlahan berfikir,...
dan merasa,..
tentang gimana caranya membayar kredit airsoft gun senapan sniper riffle yang mahalnya amit amit ini,,..

-Fin-


Nb: Penampakan si A dan si B




-Hopeitcanbemynextindiemovie-

Senin, 15 November 2010

What im watching recently,.

15 November 2010   08:35 wib


Just wanna sharing: ni dua seri anime yang lagi aku ikutin akhir2 ini. Memang sii, anime2 lawas. Pertanyaannya, kenapa nggak anime terbaru aja? well, aku suka anime, tapi nggak terlalu otaku. Jadi nggak mewajibkan harus nonton semua anime terbaru. Cuma anime anime tertentu aja si yang aku nonton. Kesannya moody,ya? wehehehe...
Well, here goes the show! :

 1. Tenjou Tenge



 Anime ini sekitar tahun 2004an. Awalnya, udah paham si, ni anime bagus, cuma waktu itu belum pengen nonton. Banyak juga di luar, liat merchandise Tenjou Tenge kayak Gashapon, Figures, Cosplay, dsb. Nama Maya dan Aya Natsume juga bukan nama yang asing. Naah, nggak tau kenapa, awal bulan kemaren, tiba tiba pengen nonton anime ini, karena lagi butuh tontonan "high pumping fighting action", dan Tenjou Tenge ternyata menjawab semuanya. Nggak rugi berjalan nyelesein 20an episodenya, dan abis itu pasti hunting OVAnya. Bomb da head,,,Bullseye!






2. Kuroshitsuji II

Kuroshitsuji season ke dua ini, mengambil tokoh baru, Alois sang master dan Claude si Black butler. Awal yang bagus, tokoh2 kelam lain yang siap memulai kisah yang baru. Digambarkan, si Alois ini sifatnya lebih "parah" daripada Ciel Phantomhive, master dari Kuroshitsuji I. Karena itulah, aku mengharapkan sesuatu yang fresh disini. Tapi ternyata aku dikejutin dengan alur cerita Kuroshitsuji II yang ternyata paralel dengan Kuroshitsuji I. Karena itulah, jangan kaget kalo butler dari Kuroshitsuji I, Sebastian Michaelis, muncul disini, dan sempat juga mengambil alih alur utama cerita. Emang sih, pada awalnya, aku sendiri mengharapkan kalo alur cerita Kuroshitsuji II bakal melanjutkan alur cerita Kuroshitsuji I, tapi kalo pengenalan Claude dan Alois yang cuma bertahan di episode I, kayaknya nanggung gitu. Cuma, hey, aku baru ngeliat 2 episode doang. Siapa tau, Claude dan Alois mengambil alih cerita utama. Lets watch it though.^^
Anyway, Kuroshitsuji II udah menuhin harapanku sebagai penerus cerita di Kuroshitsuji I. Tema yang kelam, karakter iblis baik dari si iblis sendiri maupun dari sisi manusianya, udah kena banget. Apalagi soundtrack openingnya dari Gazette dengan SHIVERnya, bikin cerita ni terkesan "hardcore". Sip!
Kuroshitsuji II, a must seen anime!


-Kumabearmichaelis^^-

Minggu, 14 November 2010

Sad movie (2005)



13 November 2010   10:00 wib

Telat banget deh, sebenernya mau me-resensi film ini. Tadi baru aja mau cari gambar2 sad movie yang bagus, malah nemu resensi bagus yang bisa jelasin isi film ini secara keseluruhan, jadi, aku copas dari situsnya langsung. Untuk penilaian pribadi sih, kurang lebih sama dengan apa yang udah ditulis, tapi satu tambahan plus dari aku buat film ini: Background musik yang catchy banget! mungkin subyektif, soalnya aku sendiri suka banget sama musik jenis kayak gini.
Oke, nggak pake lama, dinikmatin dulu resensinya di bawah ini. Doozo! ^^/



                
Category: Drama


Pemeran : Jung Woo-Sung, Im Su-Jung, Cha Tae-Hyun, Yeom Jung-Ah, Shin Min-Ah, Son Tae-Yung, Lee Ki-Woo
Sutradara : Kwon Jong-Gwan
Skenario : Kwon Jong-Gwan
Studio : Myung Film Company Ltd
Durasi : 101 menit
Kategori : >13 (adegan percintaan)

Segmen Penonton :
Film khusus bagi yang ingin menguras kantung air mata. Tidak disarankan buat para pembenci film sedih, dan film seperti Love Actually yang memiliki multi-stories yang berjalan secara paralel. Bagi yang ingin mengenal ciri-ciri dasar film Korea, cocok dimulai dari film ini, karena kekuatan utama film Korea sebagai tear-jeaker dan romantic scenes kelas wahid bisa dilihat di film ini.

Sinopsis :
Film ini terbagi menjadi 4 buah cerita yang berjalan secara terpisah, tapi sebagian saling bertemu satu sama lainnya di beberapa bagian film.
Cerita #1 :
Kisah cinta antara seorang petugas pemadam, Jin-Woo (Jung Woo-Sung) dengan seorang penerjamah bahasa isyarat di acara berita televisi, Su-Jung (Im Su-Jung). Kedua pasangan ini sudah cukup lama membina hubungan dan terlihat sudah layak masuk ke tahap hubungan yang lebih erat. Tapi Jin-Woo terlihat masih belum bisa melepaskan tanggung jawab profesinya sebagai petugas pemadam, dan masih menggantung masa depan hubungan cintanya dengan Su-Jung. Di lain pihak, Su-Jung selalu tersiksa saat mendengar ada musibah kebakaran, dimana ia selalu khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada Jin-Woo
Cerita #2 :
Adik Su-Jung, Su-Eun (Shin Min-Ah) adalah seorang gadis tuna rungu yang bekerja sebagai badut di sebuah taman hiburan. Secara tidak sengaja, Su-Eun bertemu Sang-Gyu (Lee Ki-Woo) pemuda tampan yang berprofesi sebagai pelukis potret di sekitar taman hiburan tempatnya bekerja. Diawali dengan jatuhnya selembar lukisan Sang-Gyu, mulailah Su-Eun mencoba menarik perhatian lelaki tersebut, walaupun hanya berani dilakukan dari balik topeng badutnya. Bekas scar di pipinya, dan kenyataan bahwa dia adalah seorang gadis tuna rungu membuat Su-Eun tidak punya keberanian menampakkan sosok aslinya di hadapan Sang-Gyu. Di lain pihak, Sang-Gyu menjadi amat penasaran dengan sosok dibalik kostum badut tersebut, dan terus membujuk untuk menggambar potret wajah Su-Eun, asalkan ia mau melepaskan topeng badutnya dulu.
Cerita #3 :
Ju-Yung (Yeom Jung-Ah), seorang ibu yang berstatus sebagai wanita karir, memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan putranya, Hui-Chan (Yeo Jin-Goo) yang masih di sekolah dasar. Akibat hubungan dan sang ibu yang tidak manis, berulang kali Hui-Chan membuat masalah di sekolahnya. Sampai suatu waktu, sang ibu mengalami kecelakaan lalu lintas dan harus terbaring cukup lama di rumah sakit. Saat itu, hubungan anak-ibu itu perlahan-lahan mulai terjalin lebih erat, terlebih setelah Hui-Chan secara tak sengaja menemukan buku harian sang ibu yang menceritakan segala hal tentang dirinya yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.
Cerita #4 :
Seorang pengangguran, Ha-Seok (Cha Tae-Hyun) memiliki kekasih Suk-Hyun (Son Tae-Yung) yang bekerja sebagai kasir di sebuah pasar swalayan. Suk-Hyun belakangan mulai merasa muak dengan Ha-Seok yang tidak pernah menemukan pekerjaan yang tetap. Ketika Suk-Hyun memutuskan ingin mengakhiri hubungan tanpa masa depan itu, Ha-Seok memohon Suk-Hyun untuk memberi waktu 3 bulan baginya untuk mencari pekerjaan yang menjanjikan buat masa depan mereka. Tak disangka, di tengah perjalanan, Ha-Seok dimintai tolong oleh seorang wanita tak dikenal untuk menyampaikan keinginan untuk break-up dengan pacarnya melalui sebuah telepon umum. Ketika sang wanita akhirnya memberinya uang setelah Ha-Seok menyampaikan pesan break-up tersebut, sadarlah Ha-Seok bahwa pekerjaan sebagai Separation Agency, penyampai pesan break-up, merupakan jenis pekerjaan baru yang dapat digunakan untuk mengumpulkan uang, sehingga kekasihnya dapat tetap bertahan mencintainya.

Resensi :
Keempat cerita di atas tadi berjalan beriringan disepanjang film ini. Meskipun tak semua cerita bertautan secara langsung di bagian akhir film, tapi korelasi antar satu dan lainnya cukup terjalin secara manis di film ini. Terus terang, saat awal film ini, gue mempertanyakan kepantasan film ini menjunjung judul "Sad Movie". Sebuah judul yang kesannya kurang kreatif, tapi ternyata secara jujur memang mengungkapkan sosok film ini apa adanya. Film ini memang kelihatannya sengaja dibuat untuk menguras air mata penonton, tidak cukup dengan hanya satu plot cerita, tapi sekaligus dengan 4 buah cerita! Bagi yang sering menonton film Korea, maka pasti sudah tahu kalau film-film Korea memiliki cerita yang gak jauh-jauh dari penyakit mematikan, kecelakaan, cinta tak berbalas dan hal lainnya yang dapat memompa air mata. Semuanya bisa dibilang di(paksakan?) hadir di film ini, dengan porsi yang ringkas, tapi dengan kekuatan tear-jeaker yang gak kalah dahsyat. Akting para pemain di film ini cukup sukses membuat para karakternya untuk masuk di hati para penonton. Dengan jumlah karakter utama yang mencapai paling tidak 8 orang (2 karakter utama untuk setiap cerita), maka bukan hal gampang membuat penonton untuk bersimpati ke semua karakter tersebut. Film ini juga terkadang dibumbui adegan humor yang romantis dan unik, terutama di bagian awal film. Bagian favorit gue adalah cerita tentang hubungan gadis berkostum badut dan sang pelukis potret yang bisa ditampilkan secara amat cute oleh sang sutradara. Pemilihan latar belakang cerita yang unik, seperti pekerjaan sebagai "Separation Agency", alias jasa menyampaikan pesan putus kepada seseorang, menurut gue juga merupakan suatu bentuk orisinalitas yang oke dari film ini. Acungan jempol juga patut diberikan buat seluruh pemeran di film ini, karena mereka tidak bermodalkan wajah tampan/cantik aja, tapi juga mampu menghasilkan akting yang nyaris tanpa cacat. Sayangnya bagian akhir film ini menjadi tidak terlalu mengejutkan, karena semuanya bisa diperkirakan sejak 3/4 film. Dan tentu saja karena judulnya sendiri sudah dengan lantang membocorkan arah ending film ini : Sad Movie. Elemen kejutan menjadi satu-satunya hal yang hilang dalam film ini, dan pada satu adegan, terlihat sang sutradara berupaya memompa air mata penonton secara agak berlebihan, dan hal itu justru membuat cerita menjadi sedikit terasa hiperbola. Yang jelas, secara obyektif, film ini mungkin masih mempunyai beberapa kekurangan (layak 4 bintang), tapi secara subyektif, gue amat suka dengan semua elemen cuteness, tragic, and paralel stories di dalam film ini (secara personal gue kasih bintang 5!). Buat gue, film ini layak memakai judul itu, karena film ini sempat membuat gue susah payah untuk menahan air mata......suatu yang hampir tidak pernah bisa dicapai saat gue menonton film-film Hollywood yang dikategorikan paling cengeng sekalipun.






Penampilan terbaik : Shin Min-A

Kualitas Film :
Akting : *****
Jalan Cerita : *****
Nuansa Drama : *****
Penyutradaraan : *****
Segi Hiburan : *****
Keseluruhan : *****


Di Balik Layar :

Film ini termasuk film yang bertabur bintang, karena hampir semua bintang utama di setiap segmen cerita, memiliki kepopuleran yang sudah tidak asing bagi pecinta film Korea.


Seputar Film :
Sudah ditonton oleh 863,720 orang sampai bulan Juni 2006.

Resensi diambil di : http://f1rm4n.multiply.com/reviews/item/90

Nah, untuk teman2 yang tertarik dan belum liat filmnya, bisa di unduh disini:
http://www.indowebster.com/sad_movie_2005.html

untuk subtittlenya:
http://www.indowebster.com/sad_movie_srt.html

atau subtittle Indonesianya:
http://www.indowebster.com/sad_movie_ind.html

Untuk soundtracknya, bisa teman2 unduh disini:
http://www.4shared.com/file/I8SbKEMK/Sad_Movie_Ost.htm

atau disini, lebih lengkap:
http://www.4shared.com/file/Vn2FshqX/Sad_Movie_OST_-_Disc1.htm
http://www.4shared.com/file/Z8Elv7kY/Sad_Movie_OST_-_Disc_2.htm

Dan bgm special film ini, bisa di unduh disini:
http://www.4shared.com/audio/SbWXphmV/Ost_Sad_Movie_Piano_Solo.htm

Okee, mudah2an bisa buat teman2 semua bisa menikmati fim ini secara full,..last words, enjoy this movie deh,..its worth ^^b

-thesadandhappybear-


Nyoba buat puisii,,.^.^

22/12/09 10:30 ngetik sambil menunggu memungut inspirasi sambil ditemani panasnya permen Woods di mulut^^

Dear you, dear me...

We have been this long, dont you know?
This is not about what is right and what is wrong
Maybe its just nothing to related to the words, "love"

People say, love sometimes make you hurts
People say, love can make you cry
But still, i believe there always good about love
If not, why we live untill now?
Love is need, and we need love
But how we can know love,
While we had been hurt by it?
Then, say it's not your fault
Say that love will always stalking at us
No matter we try or not
It always there
Then, settle your self down
We can't rush bout love, except it has really found you now

For all who still didn't find it yet
Just make sure your smile is always there
Open your eyes and your hearts
And you'll now, your love is upon ahead

Make sure its the right one
If you find one, don't hesitate
Scream it, grab it, declare it!
Before you'll find out soon that love can leaving you too soon
Love is always waiting to be found deep inside us
Sometimes, we just dont know it yet

Sometimes, we deny it..
But, its ok..
Keep try to realize,

And be prepared to be amazed, while..
The hand of love has already touching us gently before we know...

Thats why it called love,...

-TheStupidBear who didn't know why the heck he write all bout this ^^"-

Dinda dan Rama: Suatu Pendahuluan,,.

                                                                                               Dinda dan Rama draw by: Haidi Rin@2009

13/12/2009    15:00 Wib
Siang menjelang sore^_^

Yap, seharian tadinya pengen nulis "Dinda dan Rama", cuma kesempatan yang belum ada^^"
Makanya, kesempatan ni, aku pengen sedikit ngenalin tulisan baruku. Yap. Judulna "Dinda dan Rama", cerita cow dan cew yang biasa banget (hehehe). Inspirasi Dinda dan Rama (DNR) nggak jauh2 dari sekitarku, makanya, aku enjoy banget nulis tentang mereka berdua. DNR ngangkat persoalan ynag mungkin temen2 nemuin dalam keseharian, khususnya dalam bidang social link secara umum (teman, rekan sejawat, dsb) maupun khusus (pacar, keluarga, dsb), yang diangkat dengan tulisan yang ringan. Nggak mau yang berat2! (ngeles, bilang aja males mikir!^^")
Hehehe,..gitulah..Soal teknis dan sebagainya, kayak pengalaman siapa aja yang aku angkat, model buat Dinda dan Rama di dunia nyata,...Aang,..lain kali aku ceritain satu2,..sukur2, kalo ada temen2 yang tertarik ma mereka berdua dan nanya2 langsung ke mereka through this blog (Udah dapet persetujuan, kok..^^"v)
Akhirnya, aku berharap, Dinda dan Rama ini, bisa diterima sama temen2 semua, syukur2 ngefans (ngarep, hehehe...)
Aku ngucapin banyak terima kasih buat Dinda, Rama, dan seabrek temen2ku, tanpa kalian, nngak mungkin Dinda dan Rama ada.
Ok, see you soon at the next story. Keep support me! Hehehe ...

-Beruang yang sedang harap2 cemas menjelang perayaan tahun baru 2010-